Pages

Rabu, 30 Desember 2015

Ada Apa di Tahun 2016?



Astronomy Event - Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh akan fenomena astronomis yang menarik. Namun, sebentar lagi kita akan meninggalkannya dan memasuki tahun yang baru, yaitu tahun 2016. Tahun 2016 memiliki fenomena-fenomena astronomis yang tidak kalah menarik. Berikut ini daftarnya.

Januari

3 Jan, 03:24 WIB - Bumi berada pada titik perihelion (titik terdekat dengan Matahari). Saat itu jarak Bumi ke Matahari adalah sekitar 147.100.000 km.

4 Jan - Aktivitas hujan meteor Quadrantids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 120 meteor per jamnya. Radian hujan meteor ini berada di rasi Bootes. Waktu terbaik untuk melihat puncak hujan meteor ini adalah saat subuh. Saat itu hujan meteor akan terlihat di langit timur laut.

9 Jan, 05:12 WIB - Konjungsi dekat Jupiter dan Saturnus akan terjadi. Saat subuh, keduanya akan terpisah hanya 0,3 derajat di langit timur.

24 Jan, 08:46 WIB - Bulan berada di fase purnama.


Februari

8 Feb - Aktivitas hujan meteor Alpha Centaurids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 6 meteor per jamnya. Paling baik diamati saat tengah malam. Radian hujan meteor saat itu berada di langit selatan.

12 Feb, 21:03 WIB - Konjungsi dekat Bulan dan Uranus akan terjadi dan keduanya akan terpisah 1,7 derajat saat itu. Saat itu keduanya berada rendah di langit barat.

23 Feb, 01:21 WIB - Bulan berada pada fase purnama.

29 Feb - Hari kabisat. (Ya, aku tahu ga ada hubungannya dengan luar angkasa. Tapi itu adalah hari yang "langka".)


Maret

9 Mar - Gerhana matahari total di Indonesia! Gerhana matahari total akan terlihat di beberapa kota: Palembang, Palangkaraya, Palu, Suasu, Bolaang, Poh, Ternate dan Kobe. Di daerah Jabodetabek, Matahari hanya tertutup sekitar 89% saja. Saat bulan menutupi seluruh piringan matahari, bintang-bintang terang (magnitudo 2 dan yang lebih kecil) akan tampak di langit. Puncak gerhana akan terjadi pada 08:58:19 WIB. Lihat informasi dari NASA.

14 Mar, 22:23 WIB - Konjungsi sangat dekat Bulan dan Aldebaran akan terjadi dan keduanya akan terpisah 0,5 derajat. Saat itu keduanya berada rendah di langit barat.

15 Mar - Aktivitas hujan meteor Gamma Normids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 6 meteor per jam. Paling baik diamati saat tengah malam (radiannya berada di langit tenggara saat itu).

20 Mar, 11:31 WIB - Equinox Maret. Pada hari itu, semua tempat di Bumi akan mengalami panjang siang selama 12 jam.

23 Mar - Gerhana bulan penumbral. Bulan akan melewati bayangan penumbra dari Bumi. Ini menyebabkan Bulan menjadi lebih gelap (90% terang bulan saat tidak melewati bayangan. Penggelapan bulan akan sukar terlihat). Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 18:47 WIB. Lihat informasi dari NASA.

23 Mar, 19:02 WIB - Bulan berada pada fase purnama.


April

5 Apr, 04:48 WIB - Konjungsi dekat Bulan dan Neptunus akan terjadi dan keduanya terpisah 1,6 derajat di langit timur saat itu.  

22 Apr - Aktivitas hujan meteor Lyrids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 18 meteor per jamnya. Namun, akan sedikit sulit mengamati hujan meteor ini saat puncaknya karena adanya sinar dari bulan purnama.

22 Apr, 12:24 WIB - Bulan berada pada fase purnama.

24 Apr - Aktivitas hujan meteor Pi Puppids mencapai puncaknya. Banyaknya meteor yang jatuh per jamnya bervariasi dari tahun ke tahun.


Mei

6 Mei - Aktivitas hujan meteor Eta Aquariids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 70 meteor per jamnya.

9 Mei - Aktivitas hujan meteor Eta Lyrids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 3 meteor per jamnya.

22 Mei, 04:15 WIB - Bulan berada pada fase purnama.

24 Mei - Aktivitas hujan meteor Camelopardalids mencapai puncaknya. Jumlah meteor jatuh per jamnya bervariasi dari tahun ke tahun.


Juni

20 Jun, 18:03 WIB - Bulan berada pada fase purnama.

21 Jun, 05:35 WIB - Titik balik matahari. Di hari itu, penduduk belahan bumi utara mengalami siang terpanjang sedangkan penduduk belahan bumi selatan mengalami siang terpendek.

26 Jun, 04:55 WIB - Konjungsi dekat Bulan dan Neptunus akan terjadi dan keduanya terpisah 1,7 derajat di dekat zenith (titik imajiner yang berada tepat di atas kepala).

27 Jun - Aktivitas hujan meteor Bootids mencapai puncaknya. Jumlah meteor jatuh per jamnya bervariasi dari tahun ke tahun.


Juli

5 Jul, 01:00 WIB - Bumi berada pada titik aphelion (titik terjauh dari Matahari). Saat itu jarak Bumi ke Matahari adalah sekitar 152.100.000 km.

9 Jul, 18:16 WIB - Konjungsi dekat Bulan dan Jupiter akan terjadi dan keduanya terpisah hanya 0,8 derajat di langit.

20 Jul, 05:57 WIB - Bulan berada pada fase purnama.

28 Jul - Aktivitas hujan meteor Piscis Austrinids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 5 meteor per jamnya. 

30 Jul - Aktivitas hujan meteor Delta Aquarids dan Alpha Capriconids mencapai puncaknya. Radian dari kedua hujan meteor itu berdekatan di langit. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 16 meteor per jamnya (untuk Delta Aquariids) dan 5 meteor per jamnya (untuk Alpha Capriconids).

30 Jul, 18:56 WIB - Konjungsi sangat dekat Merkurius dan Regulus akan terjadi dan keduanya terpisah 0,4 derajat di langit barat pada saat itu.


Agustus

5 Agu, 19:09 WIB - Konjungsi dekat Venus dan Regulus akan terjadi dan keduanya terpisah hanya 1 derajat di langit barat pada saat itu.

13 Agu - Aktivitas hujan meteor Perseids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 60-100 meteor per jamnya.

18 Agu - Aktivitas hujan meteor Kappa Cygnids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 3 meteor per jamnya.

18 Agu, 16:27 WIB - Bulan berada pada fase purnama.

23 Agu, 23:57 WIB - Konjungsi Mars dan Antares akan terjadi dan keduanya terpisah 1,8 derajat di langit barat laut pada saat itu.

27 Agu, 18:51 WIB - Konjungsi dekat Venus dan Jupiter akan terjadi dan keduanya terpisah 0,5 derajat di langit barat pada saat itu.


September

1 Sep - Gerhana matahari cincin. Gerhana ini hanya bisa dilihat di Pulau Jawa dan Prov. Lampung (hanya gerhana sebagian saja). Puncak gerhana terjadi pada pukul 16:08:55 WIB. Lihat informasi dari NASA.

10 Sep - Aktivitas hujan meteor Epsilon Perseids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 5 meteor per jamnya.

17 Sep - Gerhana bulan penumbral. Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 01:55 WIB. Saat gerhana, Bulan akan menjadi sedikit lebih gelap. Lihat informasi dari NASA.

17 Sep, 02:06 WIB - Bulan berada pada fase purnama.

22 Sep, 21:22 WIB - Equinox September. Di hari itu, semua tempat di Bumi akan mengalami panjang siang yang sama: 12 jam.


Oktober

8 Okt - Aktivitas hujan meteor Draconids mencapai puncaknya. Jumlah meteor jatuh per jamnya bervariasi dari tahun ke tahun.

10 Okt - Aktivitas hujan meteor Taurids Selatan mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 5 meteor per jamnya.

12 Okt - Aktivitas hujan meteor Delta Aurigids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 2 meteor per jamnya.

16 Okt, 11:24 WIB - Bulan berada pada fase purnama dan juga fenomena supermoon! Waktu terbaik untuk mengamati supermoon ini adalah saat subuh pada tanggal 16 Oktober.

18 Okt - Aktivitas hujan meteor Epsilon Geminids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 3 meteor per jamnya.

21 Okt - Aktivitas hujan meteor Orionids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 25 meteor per jamnya.

24 Okt - Aktivitas hujan meteor Leo Minorids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 2 meteor per jamnya.


November

12 Nov - Aktivitas hujan meteor Taurids Utara mencapai puncaknya, Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 5 meteor per jamnya.

14 Nov, 20:53 WIB - Bulan berada pada fase purnama dan fenomena supermoon! Supermoon ini akan menjadi yang terbesar dalam tahun 2016.

18 Nov - Aktivitas hujan meteor Leonids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 20 meteor per jamnya.


Desember

6 Des - Aktivitas hujan meteor Phoenicids mencapai puncaknya. Jumlah meteor jatuh per jamnya dari tahun ke tahun.

7 Des - Aktivitas hujan meteor Puppid Velids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 10 meteor per jamnya.

13/14 Des - Aktivitas hujan meteor Geminids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 120 meteor per jamnya.

14 Des, 07:06 WIB - Bulan berada pada fase purnama dan fenomena supermoon! Ini adalah supermoon terakhir dalam tahun 2016. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah saat subuh pada tanggal 14 Desember.

18 Des, 23:33 WIB - Konjungsi sangat dekat Bulan dan Regulus akan terjadi dan keduanya terpisah hanya 0,6 derajat di langit timur pada saat itu.

21 Des, 17:45 WIB - Titik balik matahari. Pada hari itu, penduduk belahan bumi utara akan mengalami siang terpendek, sedangkan penduduk belahan bumi selatan akan mengalami siang terpanjang.

23 Des - Aktivitas hujan meteor Ursids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 10 meteor per jamnya.

Senin, 21 Desember 2015

Titik Balik Matahari 22 Desember 2015

Ilustrasi solstis Desember  | Kredit: timeanddate.com

Astronomy Event - Titik balik matahari atau solstis terjadi 2 kali dalam setahun: Bulan Juni dan Desember. Dan titik balik matahari yang paling dekat dengan hari ini adalah yang terjadi pada bulan Desember. Lalu, apa sih sebenarnya titik balik matahari dan apa efeknya bagi Bumi?

Bumi seperti yang kita tahu, berotasi terhadap garis porosnya. Garis poros ini tidak sejajar dengan garis yang tegak lurus terhadap Matahari, tetap miring 23,5 derajat (nilai sebenarnya adalah 23.439281 derajat, namun tentu kita tidak suka menggunakan angka "jelek" seperti itu sehingga kita membulatkannya menjadi 23,5 derajat). Akibat kemiringan Bumi ini, pada suatu waktu Matahari dapat menyinari tepat di 23,5 derajat lintang utara (Tropic of Cancer) atau 23,5 derajat lintang selatan (Tropic of Capricorn). Ini adalah titik balik matahari.

Titik balik matahari pada bulan Desember terjadi saat matahari menyinari tepat di Tropic of Capricorn. Titik balik ini biasa menandakan mulainya musim dingin di belahan bumi utara dan musim panas di belahan bumi selatan.

Lalu apa efeknya bagi Bumi?

Pada titik balik matahari, terjadi perbedaan panjang siang dan malam maksimum. Pada belahan bumi utara, hari dimana titik balik matahari terjadi adalah hari dimana siang berlansung paling sebentar dan malam paling lama. Hal sebaliknya terjadi di belahan bumi selatan. Misalnya, London (51,5 derajat lintang utara) mengalami siang hanya selama 7 jam 49 menit saat hari titik balik matahari Desember. Sydney (33,9 derajat lintang selatan) mengalami siang selama 14 jam 24 menit saat hari titik balik matahari.

Perbedaan panjang siang dan malam saat hari titik balik matahari di Indonesia tidak terlalu drastis karena letaknya yang berada di khatulistiwa. Saat hari titik balik matahari di Jabodetabek, kalian akan mengalami siang selama 12 jam 30 menit.

Oh, titik balik matahari akan terjadi pada tanggal 22 Desember 2015. Puncaknya akan terjadi pada pukul 11:48 WIB.

Minggu, 20 Desember 2015

Nebula Tarantula, Nebula Besar di Galaksi Asing

Nebula Tarantula | Kredit: wikimedia.org

Astronomy Event - Nebula Tarantula adalah nebula yang berada di galaksi asing, Awan Magellan Besar. Nebula ini berada 160.000 tahun cahaya dan merupakan rumah bagi bintang paling masif yang pernah ditemukan, R136a1 (265 kali massa Matahari) dan juga banyak bintang tipe spektral O dan Wolf-Rayet.

Nebula ini sangat besar secara relatif. Faktanya, Nebula Tarantula adalah nebula terbesar yang pernah ditemukan dengan diameter sekitar 652 tahun cahaya. Nebula ini hanya memiliki magnitudo 8 di permukaan Bumi, tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun, sebenarnya nebula ini sangatlah terang.

Nebula Tarantula begitu redup karena jaraknya yang sangat jauh. Jika kita memindahkan Nebula Tarantula ke jarak yang sama dengan jarak Nebula Besar Orion ke Bumi (1340 tahun cahaya), cahaya dari Nebula Tarantula cukup untuk menciptakan bayangan di Bumi. Terangnya Nebula ini disebabkan banyaknya bintang superterang yang menyinari nebula tersebut. Kebanyakan bintang superterang ini memproduksi cahaya ratusan ribu hingga jutaan kali cahaya yang diproduksi Matahari.

Nebula ini juga mengandung sebuah kluster R136 yang memproduksi sebagian besar energi yang menyebabkan Nebula Tarantula bersinar. Kluster ini didominasi oleh bintang tipe spektral O (berwarna biru dan sangat panas) dan Wolf-Rayet.

Pada tahun 1987, sebuah bintang yang sekarat di Nebula Tarantula memuntahkan isi perutnya dengan meledakan diri sebagai supernova. Cahaya dari ledakan ini menyaingi cahaya dari galaksi yang ditempatinya (Awan Magellan Besar) dan bahkan bisa dilihat oleh mata telanjang. Kejadian ini menjadi kejadian supernova paling populer pada saat ini, Supernova 1987 A.

Jumat, 18 Desember 2015

Bintang Terpanas Di Alam Semesta

Melnick 34 | Kredit: spacetelescope.org

Astronomy Event - Hmm...... Apa yang spesial dari gambar yang tampak "pecah" ini? Mungkin ini terlihat seperti gambar hasil kamera yang dihadapkan langsung kearah lampu mobil, tapi ini adalah sebuah bintang 165.000 tahun cahaya disebuah galaksi alien bernama Awan Magellan Besar yang mengorbit galaksi kita. 

Bintang pada gambar ini adalah BAT99-116. Jika nama itu terdengar aneh di telinga kalian, kalian bisa menggunakan nama "Melnick 34" atau "Mk34". Bintang ini adalah tipe Wolf-Rayet. Seperti bintang Wolf-Rayet lainnya, bintang ini memiliki massa yang sangat besar, kira-kira 190 kali massa matahari atau kurang dari itu. Lalu apa yang spesial dari bintang ini. Spesialnya, ini adalah bintang terpanas yang pernah ditemukan. Suhu permukaannya diperkirakan mencapai 63.000 K (63.727 derajat Celcius).

Mengapa Mk34 bisa begitu sangat panas?

Massa besar dari Mk34 menimbulkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya ini menekan inti untuk mengecil. Ini menyebabkan reaksi fusi yang sangat cepat di dalam inti menyebabkan pelepas energi yang sangat besar. Untuk kasus Matahari kita, energi yang dilepaskan inti keluar dan gravitasi kedalam seimbang. Namun untuk kasus bintang Wolf-Rayet seperti Mk34, energi yang dilepaskan bahkan lebih besar dibandingkan gaya gravitasi bintang itu sendiri. Energi yang begitu besar dikeluarkan inti memanaskan permukaan bintang hingga mencapai suhu yang sangat tinggi.

Karena energi yang dilepaskan lebih besar dibanding gaya gravitasi bintang, angin bintang tercipta dan angin tersebut bertiup sangat kencang hingga bagian luar bintang terlepas perlahan-lahan, menyebabkan kehilangan massa yang sangat drastis.

Jika massa yang besar dapat menciptakan suhu permukaan yang besar, mengapa bintang yang lebih masif seperti R136a1 (massanya 265 kali massa matahari) lebih dingin dibandingkan Mk34? Masih banyak yang ilmuwan tidak tahu tentang bintang Wolf-Rayet karena biasanya jaraknya yang jauh dari Bumi.

Tapi, misteri menimbulkan rasa penasaran dan rasa penasaran menjadi bahan bakar untuk eksplorasi dan eksplorasi adalah alat pemecah misteri paling sempurna di alam semesta ini. Misteri Wolf-Rayet hanya tinggal menunggu waktu agar bisa dipecahkan.

Kamis, 17 Desember 2015

Salat boleh di langgar?

"bolehkah salat di langgar? tentu saja boleh"

penjelasannya ada pada kata "di langgar"

memisahkan kata depan "di" dengan kata kerja berarti menunjukan lokasi,
contohnya "di kampus", "di masjid"

sedangkan untuk kata kerja maka penggunaannya harus digabung.
contohnya "dibaca", "ditulis"

jadi maksud dari kata "bolehkah shalat di langgar?" itu adalah menanyakan boleh atau tidaknya kita shalat di sebuah langgar.

langgar sendiri berarti musala, tempat salat, atau surau,

musala
/mu·sa·la/ n 1
 tempat salat; langgar; surau; 


Sumber : 
- https://id.wikipedia.org/wiki/Musala
- http://kbbi.web.id/musala

NASA Merilis Potret Terbaru Titan

Citra Titan yang dipotret oleh wahana Cassini | Kredit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Insitute

Astronomy Event - Titan adalah bulan terbesar Saturnus yang punya segudang misterius yang membuat para astronom "gatal" untuk menjelajahinya. Salah satu usaha yang NASA lakukan untuk mengekslporasi bulan ini adalah dengan gambar citra. Pada tanggal 13 November lalu, Cassini melintas dekat dengan Titan. NASA tidak akan melewatkan kesempatan ini.

Menggunakan instrumen Cassini yang bernama Visual and Infrared Mapping Spectrometer atau VIMS untuk singkatnya, wahana tersebut memotret Titan pada spektrum inframerah saat wahana tersebut berada 10.000 km dari Titan.

Sebagai informasi, atmosfer dan awan tebal Titan menutupi permukaannya. Ini menyebabkan kita tidak bisa melihat permukaannya, kecuali jika kalian mempunyai penglihatan inframerah. Cahaya inframerah lebih sukar dipantulkan, dihamburkan dan diserap oleh atmosfer dan awan Titan sehingga instrumen seperti VIMS yang dapat menangkap sinar inframerah bisa mendapatkan citra permukaannya.

Di citra tersebut terlihat bagian timur dari wilayah paling populer dari Titan, Xanadu. Juga terdapat kawah Menvra dan detail dari cekungan Hotei Regio.

Oh, ya. Apakah kalian melihat ada bagian dari citra yang agak aneh karena memiliki resolusi lebih tinggi daripada bagian citra lainnya? Itu adalah citra yang ditangkap Cassini saat berada di jarak terdekatnya dengan Titan. Itulah konsekuensinya jika ingin memiliki gambar yang detail: medan pandang harus disempitkan.



Rabu, 16 Desember 2015

Bintang, Makin Masif Makin Pendek Umurnya

Bintang di sebuah nebula | Kredit: static.parade.com

Astronomy Event - Pada saat masih kecil, aku pernah keluar rumah untuk melihat bintang-bintang. Agak terkagum terhadap titik-titik cahaya itu. Di sisi lain, aku juga berpikir apakah bintang-bintang tersebut dapat selalu diamati dan dikagumi sepanjang masa. Oke, tentunya itu tidak benar. Kita tahu bahwa bintang tidaklah abadi. Sebagian dari mereka mati dengan cara yang spektakuler, yaitu supernova atau hipernova jika massa bintang sangat besar. 

Namun, seluruh bintang yang ada di jagat raya ini tidak memiliki panjang umur yang sama. Sebagian hanya bisa bertahan selama puluhan juta tahun, sebagian bisa hidup sampai triliunan tahun. Dan juga, panjang umur bintang menunjukan hubungan dengan massa suatu bintang: makin besar massa bintang, semakin pendek umurnya. Tapi mengapa?

Jika dipikir-pikir pernyataan itu tidak masuk akal, karena semakin masif suatu bintang, semakin banyak bahan bakar hidrogen yang terkandung didalamnya, sehingga akan hidup lebih lama. Agak masuk akal. Namun ada konsekuensi dibalik massa besar milik bintang.

Jika misalkan kita menambah massa suatu bintang, artinya bintang tersebut akan memiliki gaya gravitasi yang makin kuat. Gravitasi ini diubah menjadi tekanan dan panasdidalam inti, yang artinya jika gravitasi bertambah kuat, tekanan dan panas didalam inti akan bertambah juga. Ini menyebabkan laju reaksi fusi di inti bintang meningkat dan bahan bakar menjadi cepat habis.

Laju reaksi fusi nuklir akan meningkat lebih cepat daripada peningkatan jumlah bahan bakar saat massa bintang tersebut bertambah. Jadi, bahan bakarnya akan lebih cepat habis dan bintang hanya berumur pendek. 

Mari berimajinasi sejenak sebuah bintang yang massanya begitu besar dan tekanan dan suhu di dalam intinya begitu tinggi hingga bintang hanya bisa hidup sampai kira-kira 1000 tahun. Apakah bintang semacam itu ada di alam semesta ini? Sayangnya, tidak. Ada batas tertinggi dimana bintang bisa hidup dengan keadaan stabil, yaitu Batas Eddington. Jika massa bintang menembus batas itu, maka bintang tersebut akan kehilangan begitu banyak massa hingga bintang tersebut berada di bawah Batas Eddington dan kemudian akan hidup sebagai "bintang stabil". Ini berarti umur terpendek yang bisa dimiliki bintang adalah 10 juta tahun atau lebih.

Tidak yang abadi. Bahkan bintang suatu saat akan mati. Dan menjadi besar tidak selalu membuatmu bertahan begitu lama.

Sabtu, 12 Desember 2015

Meteor Geminids 2015

Rasi Gemini dengan radian hujan meteor Geminids yang tampak di sebelah kiri atas gambar | Kredit: Amsmeteors.org

Astronomy Event - Pertengahan bulan Desember berarti satu hal bagi para astronom: salah satu waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor. Pada tanggal 13/14 Desember hujan meteor Geminids yang terkenal karena banyaknya meteor yang tampak pada puncaknya, yaitu sekitar 120 meteor per jamnya atau ZHR 120 (atau 2 meteor per menit). 

Dinamakan Geminids karena radian hujan meteor ini---wilayah langit dimana meteor akan terlihat selama aktivitas hujan meteor berlangsung berada di rasi Gemini tepatnya berada dekat di sebelah utara bintang Castor. 

Mengamati hujan meteor Geminids
Untuk mengamati hujan meteor Geminids, alat optik yang paling cocok adalah mata kita sendiri. Meteor pada hujan meteor biasanya cukup terang untuk bisa dilihat oleh mata. Pada kesempatan yang langka, meteor bisa memiliki kecerlangan sama dengan kecerlangan Venus (rata-rata bermagnitudo -4) atau bahkan lebih terang daripada planet tersebut. Meteor jenis ini disebut sebagai Fireball.

Kalian tidak membutuhkan teleskop bahkan tidak disarankan untuk menggunakannya karena meteor bergerak cepat secara relatif di angkasa. Jika kita mengamati dari medan pandang teleskop yang sempit, meteor akan berada di medan pandang dalam sepersekian detik. Sebuah waktu yang tidak cukup panjang untuk kita mengapresiasikan spektakulernya hujan meteor.

Musuh yang harus dihadapi untuk melihat hujan meteor adalah polusi cahaya. Seperti yang kita ketahui, cahaya dari sumber cahaya buatan seperti lampu, LED, lampu sorot, dll. dapat "mengalahkan" cahaya yang berasal dari meteor sehingga meteor tampak lebih redup atau tidak terlihat sama sekali. Maka dari itu, kita harus mengamati meteor di tempat dimana hanya ada sedikit polusi cahaya. Singkat kata, jauhi wilayah perkotaan.

Setelah masalah alat optik dan tempat terselesaikan, kita menuju masalah waktu. Kapan waktu yang tepat untuk mengamati hujan meteor Geminids?

Hujan meteor paling baik diamati saat radiannya berada tidak terlalu tinggi---agar leher kita tidak pegal karena harus mendongak ke atas untuk mengamatinya dan juga tidak terlalu rendah agar meteor yang muncul di langit tidak terhalang oleh penghalang seperti pohon dan gunung. Maka dari itu, waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor adalah sekitar tengah malam.

Apa kalian sudah siap memburu hujan meteor malam ini?

Selasa, 01 Desember 2015

Ada Apa di Bulan Desember 2015?


Astronomy Event - Kita akhirnya memasuki bulan terakhir dalam tahun 2015. Dalam bulan ini, ada beberapa fenomena astronomi menarik yang akan terjadi. Apa saja fenomena-fenomena tersebut. Yuk kita simak!

1 Desember - Aktivitas hujan meteor Puppid Velids dimulai (radiannya di rasi Puppis dan Vela).

2 Desember, 18:21 WIB - Konjungsi Bulan-Regulus terjadi dan kedua terpisah 2,9 derajat. Di Indonesia, konjungsi ini bisa dilihat pada hari yang sama pukul 23:41 WIB saat keduanya terpisah 4,8 derajat di langit timur.

3 Desember - Aktivitas hujan meteor Sigma Hydrids dimulai

3 Desember, 09:16 WIB - Oposisi Aldebaran (Alpha Tauri) dengan Matahari.

3 Desember, 14:41 WIB - Bulan berada pada fase perempat akhir (bulan separuh akhir).

5 Desember - Aktivitas hujan meteor Leonis Minorids dimulai.

5 Desember, 21:48 WIB - Bulan berada pada titik apogee (404.832 km dari Bumi)

5/6 Desember - Aktivitas hujan meteor Phoenicids mencapai puncaknya. Banyaknya meteor yang jatuh bervariasi dari tahun ke tahun.

6 Desember, 11:20 WIB - Konjungsi sangat dekat antara Bulan dan Mars terjadi dan keduanya terpisah hanya 0,3 derajat. Di Indonesia, konjungsi ini bisa terlihat di hari yang sama pada pukul 04:40 WIB saat keduanya terpisah 1,9 derajat di langit timur.

7 Desember - Aktivitas hujan meteor Puppid Velids mencapai puncaknya. Dalam kondisi langit ideal, kalian bisa melihat 10 meteor per jamnya. Sementara itu, aktivitas hujan meteor Geminids dimulai.

7 Desember, 02:34 WIB - Konjungsi Bulan-Spica akan terjadi dan keduanya terpisah 4,6 derajat. Konjungsi ini terlihat pada waktu itu dan keduanya berada rendah di langit timur.

7 Desember, 22:53 WIB - Konjungsi dekat Bulan-Venus akan terjadi dan keduanya akan terpisah hanya 1 derajat. Di Indonesia, konjungsi ini dapat terlihat pada 8 Desember 03:13 WIB saat keduanya terpisah 2,3 derajat di langit barat. 

9 Desember - Aktivitas hujan meteor Phoenicids berakhir. Sementara itu, aktivitas hujan meteor Monocerotids dimulai. Dalam kondisi langit ideal, kalian bisa melihat 2 meteor per jam.

10 Desember - Aktivitas hujan meteor Taurids Selatan berakhir.

11 Desember, 17:30 WIB - Bulan berada pada fase Bulan Baru.

12 Desember - Aktivitas hujan meteor Sigma Hydrids mencapai puncaknya. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 3 meteor per jam. Pada hari yang sama, aktivitas hujan meteor Comae Berenicids dimulai.

12 Desember, 16:49 WIB - Capella (Alpha Aurigae) berada pada oposisi dengan Matahari.

13/14 Desember - Aktivitas hujan meteor Geminids mencapai puncaknya. Dalam kondisi langit ideal, kalian bisa melihat 120 meteor per jam (2 meteor per menit!).

15 Desember - Hujan meteor Puppid Velids dan Sigma Hydrids berakhir.

16 Desember - Aktivitas hujan meteor Comae Berenicids mencapai puncak. Dalam kondisi ideal, kalian bisa melihat 3 meteor per jam.

17 Desember - Aktivitas hujan meteor Monocerotids dan Geminids berakhir. Sementara itu, aktivitas hujan meteor Ursids dimulai.

18 Desember, 22:15 WIB - Bulan berada pada fase perempat awal (bulan separuh awal).

20 Desember - Aktivitas hujan meteor Leonis Minorids berakhir.

21 Desember, 04:47 WIB - Konjungsi Mars-Spica akan terjadi dan keduanya akan terpisah 3,9 derajat. Di Indonesia, konjungsi ini bisa dilihat pada waktu itu dan keduanya berada tinggi di langit timur.

21 Desember, 09:28 WIB - Betelguese (Alpha Orionis) berada pada oposisi dengan Matahari.

21 Desember, 17:01 WIB - Bulan berada pada titik perigee (368.431 km dari Bumi).

22 Desember, 11:49 WIB - Titik balik matahari terjadi. Saat hari ini, Matahari mencapai deklinasi paling tinggi (23,5 derajat dari ekuator langit) yang menyebabkan daerah Jabodetabek mengalami siang terpanjang dalam tahun (12 jam 30 menit).

23 Desember - Aktivitas hujan meteor Comae Berenicids berakhir. Semantara itu, aktivitas hujan meteor Ursids mencapai puncaknya. Saat itu dalam keadaan langit ideal, kalian bisa melihat 10 meteor per jam. Namun, agak sulit untuk mengamati hujan meteor ini karena aktivitas puncaknya hanya berlangsung sebentar saja.

24 Desember, 03:49 WIB - Konjungsi dekat Bulan-Aldebaran akan terjadi dan kedua akan terpisah hanya 0,9 derajat. Di Indonesia, konjungsi dapat terlihat pada saat itu dan keduanya berada rendah di langit barat.

25 Desember - Persamaan waktu (Equation of Time) pada hari ini adalah nol.

26 Desember - Aktivitas hujan meteor Ursids berakhir.

27 Desember,  16:06 WIB - Tejat (Mu Geminorum) berada pada oposisi dengan Matahari.

27 Desember, 21:19 WIB - Canopus (Alpha Carinae dan juga bintang paling terang kedua di langit malam) berada pada oposisi dengan Matahari.

28 Desember - Aktivitas hujan meteor Quadrantids dimulai. Puncak Quadrantids akan terjadi pada tanggal 4 Januari.

28 Desember, 05:17 WIB - Konjungsi Bulan-Kluster Praesepe akan terjadi dan keduanya akan terpisah 5,2 derajat. Di Indonesia, konjungsi dapat terlihat dan keduanya berada di langit barat.

29 Desember, 09:57 WIB - Merkurius mencapai elongasi senja terbesar, yaitu sekitar 20 derajat dari Matahari.

30 Desember, 03:35 WIB - Konjungsi Bulan-Regulus akan terjadi dan keduanya akan terpisah 2,5 derajat. Di Indonesia, konjungsi dapat terlihat pada saat itu dan keduanya berada di dekat zenith (titik yang berada tepat diatas kepala kita).

31 Desember, 23:08 WIB - Konjungsi dekat Bulan-Jupiter akan terjadi dan keduanya akan terpisah hanya 1,1 derajat. Di Indonesia, konjungsi dapat terlihat pada saat itu dan keduanya berada rendah di langit timur.