Pages

Selasa, 24 November 2015

Omega Centauri, Gugus Bola Paling Cemerlang


Astronomy Event - Jika kalian mendengar "Omega Centauri" mungkin sebagian dari kalian menyangka bahwa itu adalah nama sebuah bintang karena Omega Centauri terdiri dari huruf yunani dan nama genetif dari sebuah rasi dan itu digunakan untuk menamai bintang (penamaan Bayer). Namun, Omega Centauri bukanlah bintang, namun sebuah gugus bola yang terdiri dari sekumpulan banyak bintang. 

Omega Centauri merupakan gugus bola paling terang di langit (magnitudo 3,9) dan bisa dilihat oleh mata telanjang jika polusi cahaya di lingkungan kalian sedikit. Jika mata kita sangat baik dalam menangkap cahaya, gugus ini akan terlihat di langit sedikit lebih besar daripada Bulan.

Gugus ini diperkirakan memiliki 10 juta bintang didalamnya dan keseluruhan massanya 4 juta kali lebih besar daripada massa Matahari. Gugus ini memiliki umur yang tua, lebih tua daripada Bumi kita. Jika kalian melihat Omega Centauri melalui teleskop besar, kalian akan melihat banyak bintang merah. Itu adalah bintang raksasa yang merupakan evolusi lanjutan dari bintang. Dengan menggunakan data massa dan kecerlangan dari sebagian bintang-bintang di Omega Centauri, kita akan menemukan bahwa Omega Centauri telah hadir di alam semesta selama kira-kira 11,5 miliar tahun. Gugus ini lahir 7 miliar tahun lebih dulu daripada tata surya kita.

Ada kisah mengapa gugus ini dinamai seperti nama bintang. Pada tahun 150 Masehi, seorang astronom Ptolemy menkatalogkan objek yang ia temukan di punggung rasi Centaurus sebagai bintang bukannya sebuah kumpulan bintang. Kita tidak bisa menyalahkannya karena teknologi pada saat itu masih kuno untuk mereka melihat lebih dalam ke langit. Mata adalah alat optik paling efektif untuk pengamatan langit pada saat itu.

Pada tahun 1603, seorang astronom Jerman yang bernama  Johann Bayer menamai bintang dengan sistem penamaannya. Omega Centauri. Omega adalah huruf yunani ke-26 dan Centauri adalah nama genetif dari rasi Centaurus. Jadi, Omega Centauri adalah bintang paling terang ke-26 di rasi Centaurus. Akhirnya pada tahun 1677, Edmond Halley pertama kali menyadari dari teleskopnya bahwa Omega Centauri bukanlah sebuah bintang, namun sebuah gugus bintang yang membentuk bola. Namun nama gugus tersebut tidak diubah.

Minggu, 22 November 2015

Kepler 438b Terbukti Tak Layak Huni?

Ilustrasi artis tentang planet layak huni | Kredit:Spaceflightnow.com

Astronomy Event - Kepler 438b disebut-sebut sebagai eksoplanet yang paling mirip Bumi. Planet yang berada pada 470 tahun cahaya dari kita di konstelasi Lyra memiliki Earth Similiarity Index (Indeks Kemiripan dengan Bumi) tertinggi diantara eksoplanet lain yaitu 0,88. Jaraknya ke bintang induknya pas sehingga air berbentuk cair di planet itu. Juga, massa dan radiusnya cukup untuk menahan atmosfer dan air. Namun, penelitian dari University of Warwick menyimpulkan bahwa planet ini bisa saja tak layak huni.

Mengapa planet ini bisa saja tak layak huni? Bintang induknya. University of Warwick menemukan bahwa badai bintang yang dilontarkan bintang katai merah Kepler 438, 10 kali lebih kuat dibandingkan badai matahari. 

Bukan hanya itu saja. University of Warwick juga menemukan bahwa badai elektromagnetik besar ini dilontarkan secara teratur selama setiap beberapa ratus hari. Karenanya, planet dihantam oleh radiasi elektromagnetik jauh lebih kuat dibandingkan Bumi. Radiasi elektromagnetik dapat memecah molekul, sehingga pembentukan kehidupan akan terganggu.

Radiasi kuat dari Kepler 438 juga diperkirakan dapat mengikis atmosfer dari Kepler 438b. Tanpa adanya atmosfer yang cukup tebal, air dan kehidupan tidak akan bisa menghuni di planet tersebut.

Namun, masih belum pasti bahwa planet ini benar-benar mengalami hal mengerikan itu. Ilmuwan masih belum tahu apakah eksoplanet Kepler 438b memiliki medan magnet. Jika ada, apakah medan magnet tersebut cukup kuat untuk melindungi permukaannya dari radiasi mematikan dari bintang induknya.

Sebagai informasi, Kepler 438b memiliki jarak yang lebih dekat ke bintangnya daripada jarak Bumi ke Matahari, namun planet itu diperkirakan cukup hangat untuk air berbentuk cair di permukaannya. Ini disebabkan bintang Kepler 438 adalah bintang katai merah yang memiliki pancaran energi lebih rendah daripada Matahari sehingga kalian harus memiliki planet yang jaraknya ke bintang Kepler 438 kira-kira setengah jarak Merkurius ke Matahari agar cukup hangat untuk bisa dihuni.

Jumat, 20 November 2015

Sejarah Zodiak

Lingkaran zodiak yang dibuat pada abad-6 Masehi yang menggabungkan elemen Yunani-Byzantine.


Astronomy Event - Banyak orang yang mengaitkan nasibnya dengan zodiak. Misalnya, orang yang lahir 19 Agustus berarti memiliki zodiak Leo dan dia akan memiliki nasib begini dan begitu. Atau orang yang berzodiak Pisces akan begini dan begini. Hal semacam ini bukanlah ilmu astronomi. Tentu, astronomi adalah ilmu yang berdasarkan sains dan bukanlah sains bahwa nasib seseorang bergantung pada bintang-bintang diatas kita. Namun apa zodiak itu sebenarnya?

Zodiak dalam astronomi merupakan konstelasi (rasi bintang) yang dilewati oleh garis ekliptika, yaitu garis di langit yang merupakan proyeksi dari bidang orbit Bumi. Ada 13 konstelasi tepatnya: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpius, Ophiuchus, Sagittarius, Capriconus, Aquarius dan Pisces. Dari mana zodiak ini berasal dan mengapa kebanyakan orang tidak mengenal Ophiuchus sebagai zodiak?

Semua berawal dalam astronomi Babilonia pada millenia pertama Sebelum Masehi, kemuningkan terjadi pada zaman "Neo-Babilonia" (abad ke-7 Masehi). Orang Babilonia sudah mengetahui bahwa matahari bergerak terhadap konstelasi bintang dari hari ke hari. Pergerakan Matahari ini mengikuti garis ekliptika di langit. Maka dari itu, Astronom Babilonia membagi ekliptika menjadi 12 zona bujur langit dengan 1 konstelasi bintang di setiap zonanya. Namun, masih belum jelas apakah astronom Babilonia menggunakan batas zona bujur langit sebagai batas rasi bintang.

Pergerakan Matahari dari awal 1 zona ke awal zona berikutnya dihitung sebagai 1 bulan. Sehingga, waktu yang dibutuhkan matahari untuk bergerak 1 putaran penuh di langit (relatif terhadap konstelasi) adalah 12 bulan, yang juga merupakan definisi 1 tahun sideris. Awal dari bulan pertama ditandai dengan Matahari yang berada di titik Aries. Sekarang, kita masih menyebutnya titik Aries, walaupun titik tersebut sekarang berada di rasi Pisces akibat dari presesi Bumi.

Pembagian ekliptika ini cukup berguna. Dengan mengetahui posisi Matahari terhadap konstelasi mereka bisa mengetahui bulan dan tanggal berapa hari ini tepatnya. Juga, dengan membagi bola langit menjadi 12 zona yang masing-masing selebar 30 derajat, astronom Babilonia bisa mengira-ngira koordinat bujur langit dari planet.

Zodiak Babilonia juga tercermin dalam Alkitab Ibrani. E. W. Bullinger menafsirkan makhluk yang muncul pada Kitab Ezekiel dan Kitab Wahyu sebagai simbol dari seperempat dari seluruh zodiak, yaitu singa sebagai Leo, banteng sebagai Taurus, orang sebagai Aquarius, dan elang sebagai Scorpio.

Ilmu zodiak mulai memasuki Peradaban Yunani Kuno pada abad ke-3 Sebelum Masehi oleh Eudoxus. Astronom Yunani Kuno pun mulai menggabungkan konstelasi mereka dengan zodiak Babilonia. Nama Zodiak pun berasal dari bahasa Yunani, ζῳδιακός (zōidiakos) yang berarti lingkaran hewan. Walaupun disebut begitu, ada beberapa rasi zodiak yang bukan hewan seperti Gemini, Virgo, Libra dan Aquarius.

Ilmu zodiak juga berkembang di Peradaban Mesir. Ptolemy menerbitkan buku Tetrabiblos (yang berarti empat kitab) yang menjadi dasar tradisi astrologi Barat. Ptolemy merasionalisasikan posisi planet dan simbol zodiak pada gambar karena ia mengetahui bahwa posisi titik Aries berubah sedikit sejak zaman Babilonia akibat hal yang saat zaman itu sebut sebagai presesi equinox. Teori presesi ini diajukan pertama kali oleh Hipparchos sekitar tahun 130 Sebelum Masehi namun dipopulerkan kembali oleh Ptolemy.

Secara ringkas, zodiak dibuat akibat dari pembagian zona langit oleh orang Babilonia untuk menentukan tanggal. Lalu, ilmu itu disebarkan dan diperbaiki lebih lanjut dari waktu ke waktu. Zodiak ini pun akhirnya digunakan orang-orang untuk meramal nasib yang menjadi munculnya ilmu astrologi.

Oh, ya. Mengapa Ophiuchus tidak dimasukkan sebagai zodiak? Jika Ophiuchus dimasukkan kedalam zodiak, berarti ada 13 konstelasi yang menjadi zodiak dan menurut sistem penanggalan zaman dulu, berarti akan ada 13 bulan dalam satu tahun. Orang zaman dulu lebih menyukai 12 bulan dalam 1 tahun dibanding 13 bulan karena akan lebih mudah jika mereka berurusan dengan 12 bulan karena 12 adalah angka genap. Jadi, mereka membuang Ophiuchus dari daftar zodiak.

Oke, jadi mengapa harus Ophiuchus yang harus dibuang. Mungkin karena orang zaman dulu menyadari bahwa matahari berada di rasi Scorpius dalam waktu yang terbilang singkat, hanya sekitar 7 hari. Jadi, mereka membuang Ophiuchus sehingga rentang hari matahari di dalam zodiak Scorpius bisa mereka anggap bertambah. 

Sebagai peringatan, jika kalian ingin menjadi seorang astronom, jangan pernah percaya dengan astrologi. Itu karena astronom berurusan dengan sains bukan ramalan.

Senin, 16 November 2015

(Teori) Alam Semesta di dalam Lubang Hitam

Ilustrasi lubang hitam.

Astronomy Event - Lubang hitam. Sebuah objek misterius yang akan menghisap apapun yang berada di dekatnya, tanpa terkecuali cahaya. Lubang hitam terus dipelajari oleh para ilmuwan, namun sekarang kita masih dilingkupi oleh banyak pertanyaan tentang lubang hitam. Apa yang akan terjadi jika kita selamat melewati event horizon? Apa yang ada di pusat lubang hitam? Singularitas?

Banyak teori di keluarkan untuk menjelaskan tentang lubang hitam. Kebanyakan masih belum meyakinkan para ilmuwan. Namun, ada satu teori yang mungkin terdengar gila bagi kita semua: Alam semesta merupakan tempat yang berada di dalam lubang hitam. Terdengar gila? Hah... Bagaimana bisa alam semesta berada di dalam objek paling gelap yang pernah diketahui itu? Kita harus memulai dari sebelum terbentuknya lubang hitam.

Tidak ada yang abadi. Tak terkecuali bintang. Saat bintang menghabiskan bahan bakar di dalam intinya, bintang tidak akan mempunyai gaya dorong yang cukup untuk melawan gravitasinya sendiri, sehingga mereka akan mengerut. Ada banyak cara bintang untuk mati. Namun, jika bintang memiliki massa lebih dari 30 kali lebih besar daripada massa Bumi, mereka akan mati dengan cara yang spektakuler.

Bintang masif tersebut akan mengalah pada gravitasinya sendiri saat hari terakhirnya. Gravitasi bintang tersebut sangatlah besar, bahkan gaya elektromagnet, nuklir dan gaya dorong kuantum tidak bisa menahannya. Sehingga bintang ini terus mengerut. Oh, ya akan ada supernova juga saat lapisan luar bintang terdorong keluar akibat berbenturan dengan inti yang sedang mengerut. Inti bintang akan mengerut terus menerus hingga gravitasi didekatnya cukup untuk memerangkap cahaya. Lahirlah sebuah lubang hitam.

Berdasarkan teori (gila) di atas, Inti bintang akan terus mengerut hingga kepadatan dan temperaturnya sangatlah tinggi sehingga meniru keadaan alam semesta saat baru lahir. Terjadilah Big Bang dan terbentuk alam semesta didalam lubang hitam. Alam semesta yang dilahirkan bisa saja memiliki struktur dan hukum fisika yang berbeda dengan alam semesta. Teori ini cukup baik dalam menjelaskan mengapa alam semesta merupakan tempat yang baik dalam menciptakan lubang hitam.

Jadi berdasarkan teori ini, jika kau ingin mengetahui apa yang ada di dalam lubang hitam, lihatlah sekelilingmu.

Tentu hal tersebut tidaklah lebih dari spekulasi, bukanlah sesuatu yang tidak bisa disangkal lagi seperti fakta. Ilmuwan akan meneliti lebih dalam ke lubang hitam untuk membuktikan apakah teori tersebut benar atau salah. Apakah kalian juga ingin mencari tahu?

Dactyl, Si Bulan Asteroid

Asteroid 243 Ida bersama dengan bulannya, Dactyl yang berada di bagian kanan gambar. Dipotret oleh wahana Galileo | Kredit: NASA

Astronomy Event - Biasanya, satelit alami atau bulan dimiliki oleh planet. Namun bulan yang satu ini agak unik karena mengorbit mengelilingi asteroid lain. Bulan unik ini bernama Dactyl atau nama resminya Ida I karena mengelilingi Asteroid 243 Ida. Dinamakan Dactyl karena itu merupakan nama makhluk yang tinggal di Gunung Ida di Pulau Kreta dalam mitologi Yunani.

Dactyl memiliki diameter 1,4 km. Bulan ini memiliki kawah yang banyak. Materialnya pun sama dengan material Asteroid Ida. Pada saat Galileo memotret Asteroid Ida dan Dactyl pada tahun 1993, keduanya (Ida dan Dactyl) terpisah sejauh 90 km. Sampai saat ini, masih belum pasti orbit bulan asteroid ini.

Minggu, 15 November 2015

Other Planet: Bagian 2



Oranye. Semuanya terlihat oranye. Tanahnya, batuannya, langitnya, gunung yang berada jauh di mata. Tekanan udara disini terasa agak berat. Tempat apa yang aku injaki ini? Tidak ada tempat di Bumi yang seaneh ini. Planet lain? Bisa saja. Pemandangan ini mengingatkanku pada pemandangan dari permukaan Titan, bulan terbesar Saturnus yang dipotret oleh robot Huygens. Namun mungkin ini bukan Titan. Aku bisa melihat jelas piringan matahari atau bahkan mungkin itu matahari. Semantara dari permukaan Titan, kau bahkan melihat matahari sebagai sumber cahaya yang sangat samar dibalik atmosfer dan awan tebal. Di langit juga ada dua bulan sabit. Salah satunya kira-kira sebesar Bulan di Bumi, satunya lagi jauh lebih besar. Sudah pasti ini bukan sebuah tempat yang ada di Tata Surya. Sebuah planet lain di tata surya lain. Tapi bagaimana Outerland bisa membawaku ke tempat ini?


Aku mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya. Sayangnya, aku hanya samar-samar mengingat. Apa yang aku ingat hanyalah aku menaiki Outerland, meluncur ke luar angkasa dan akhirnya mencapai orbit rendah. Semakin aku mencoba mengingat apa yang terjadi setelahnya, semakin sakit kepalaku ini. Apa yang sebenarnya terjadi.



Saat ini aku berada di luar Outerland. Aku mulai mengambil segenggam tanah asing ini. Saat aku menggenggamnya, rasanya agak lunak. Rasanya seperti menggenggam lumpur. Anehnya, tanah ini terasa hangat, sedangkan suhu udara disini membekukan--- minus 9 derajat Celcius menurut termometer di pakaian khususku (ilmuwan NASA menyebut pakaian ini dengan nama lain: Intra/Extravehicular Activity Suit atau IEVA Suit.)

Oh, ya soal Igor, dia tidak apa-apa. Ia hanya pingsan. Namun entah kenapa ia bisa duduk di tembok ruang kokpit. Akan kutanyakan hal itu nanti saat di sadar. Sementara Renner? Yah, dia masih belum ditemukan. Sudah kucek seluruh bagian dari Outerland dan hasilnya nihil. Kemana dia ya?

Namun aku mulai berpikir tentang sesuatu. Hidupku nanti. Aku bisa saja beribu-ribu hingga berjuta-juta tahun cahaya dari rumah. Sudah pasti tidak akan ada pertolongan dari Bumi. Sepertinya sudah pasti apa hal terkahir yang akan kulakukan di planet ini. Aku akan mati, pikirku. Aku pun bertekuk lutut dengan lemas tak bisa mempercayai ini. Tak akan ada pertolongan, suplai makanan dan minuman yang terbatas, juga udara yang bisa dihirup pun terbatas. Aku akan mati. Aku akan mati. Jadi, apa yang kulakukan sekarang? Bunuh diri dengan melepas pakaian (atau IEVA suit) ini? Aku mungkin bakalan tersiksa karena kekurangan oksigen. Mungkin gantung diri akan membawaku ke kematian lebih cepat dan hampir tak terasa. Atau mungkin........ aku bisa melakukan hal yang lebih baik daripada itu.

Aku pun melihat ke arah langit lagi. Matahari---atau aku bisa bilang matahari alien sudah mulai terlihat rendah di langit. Hari akan berganti malam. Apa yang akan aku lakukan? Sepertinya aku punya rencana yang lebih bagus dibandingkan bunuh diri, tetap bertahan. Barangkali aku bisa menemukan cara untuk pergi dari planet asing ini menuju planet rumah yang tercinta. Oke, aku akan bertahan hidup. Aku pasti bisa. Aku pun masuk ke dalam Outerland sembari memikirkan masalah pertama dan paling utama: udara. Bagaimana caraku menghasilkan udara yang cukup untuk seumur hidup. Untungnya, aku memiliki keahlian dalam ilmu kimia, jadi aku akan coba benda apapun di planet ini untuk direaksikan menjadi udara yang bisa dihirup.

Bagian belakang adalah bagian dari Outerland memiliki kerusakan paling ringan. Udara di bagian itu pun masih belum tercemar oleh udara asing dari planet ini. Aku mulai menuju bagian belakang pesawat. Tentu, aku tidak akan membiarkan temanku yang pingsan direnggut oleh malam yang bisa membunuhnya dengan membekukannya. Jadi aku seret dia. Setelah melewati pintu berbentuk lingkaran yang dilengkap pengunci udara, kami tiba di Ruang Daya. Ruangan ini seperti lorong dengan tombol-tombol, layar dan reaktor nuklir kecil terpasang di tembok-temboknya. Reaktor nuklir kecil itu merupakan sumber energi cadangan. Kita bisa menggunakannya untuk menggerekan mekanisme pengunci udara, menyalakan penghangat atau pendingin, dan masih banyak lainnya.

Di ujung lorong ini terdapat pintu palka yang mengarah menuju ruangan yang bisa dibilang "kamar tidur untuk astronot". Ruangan tersebut lebih besar daripada kamar tidur di rumahku. Disana terdapat 3 sleeping bag yang ditempel di tengah-tangah tembok yang menahan kita melayang-layang saat tidur di kondisi zero-g. Juga, barang-barang pribadi juga ada disana. Mungkin aku akan menemukan hal yang menarik di barang-barang pribadi Igor dan Renner, hehehehe.

Aku hanya bisa melihat kegelapan malam dibalik jendela. Kedua bulan di langit itu terlihat berpendar samar dibalik udara yang tebal. Saat aku menyentuh kaca itu dengan tangan, rasanya sangat sangat dingin. Bahkan embun beku dengan cepatnya terbentuk di jendela. Sepertinya pergantian suhu siang-malam di planet ini cukup drastis. Aku jadi berterima kasih kepada penghangat ruangan ini. Igor masih dalam keadaan pingsan. Sekarang ia sudah kunaikan ke sleeping bag tanpa IEVA suit. Tentu saja aku yang melepaskan IEVA-nya. Melepaskan IEVA tidak semudah melepaskan pakaian yang biasa menutupi tubuhmu. IEVA memiliki bobot yang berat, dan karena memiliki perangkat dan peralatan penting didalamnya, kita harus hati-hati melepaskannya. Usaha melepaskan IEVA dari Igor dan memasukkannya kedalam sleeping bag memunculkan rasa sakit yang sangat di tubuhku karena tubuhku belum pulih dari rasa sakit sejak aku terbangun untuk pertama kalinya di planet asing ini.

Aku pun mulai melepaskan IEVA ini dan menggantungnya secara hati-hati di dalam lemari khusus (Ya, khusus karena hanya untuk IEVA suit). Aku memasukan diriku secara susah payah kedalam sleeping bag. Sambil mencoba tidur, aku berpikir satu hal. Apa yang akan terjadi besok hari?


--------------------------------

Aku melangkah ke luar dari Outerland dengan IEVA suit-ku. Rasa sakit di tubuhku mulai pudar. Perutku pun sudah kenyang akibat dari memakan biskuit dan coklat beberapa menit lalu. Aku merasa terlahir kembali. Rasa yakin dalam diriku untuk bertahan hidup mulai kuat. Aku pasti bisa bertahan! Oke, aku akan kembali ke permasalahan pertama: cara mendapatkan udara untuk seumur hidup. Aku membawa sampel batu, tanah dan udara planet ini untuk diteliti di laboratorium. Ya, ada ruangan laboratorium yang pintunya berada di samping lemari khusus. Entah kenapa NASA membuat ruangan. Padahal kita bisa melakukan eksperimen luar angkasa di ISS.

Aku mulai menganalisis sampel-sampel untuk mengetahui apa komposisinya. Aku pun bekerja selama berjam-jam. Pekerjaanku membuahkan hasil. Batuan asing ini sebagian besar terdiri dari kapur dan besi karat. Tanah planet ini juga terbuat dari besi karat dan juga tholin. Namun hasil paling mengejutkan berasal dari udara. Udara planet ini kebanyakan terdiri dari nitrogen dan oksigen. Wow! Aku tidak menyangka udara ini bersahabat. Namun, karbon dioksida disini lebih banyak dibanding yang ada di udara Bumi. Juga persentase kecil dari udara disini adalah metana, besi karat dan tholin. Ini mungkin yang menyebabkan warna oranye pada atmosfer planet ini.  Namun secara teori, udara disini bisa dihirup. Tetapi tekanan udara disini antara 1,5 hingga 2 kali lebih besar dibandingkan tekanan udara di Bumi. Jadi aku akan agak sesak saat menghirup udara ini. Sejauh ini, aku tidak tahu secara pasti apa yang terjadi padaku jika aku melepaskan IEVA di tengah udara asing ini. Tapi, aku bisa gunakan udara ini sebagai suplai udara untuk bagian belakang Outerland. Mungkin aku menemukan cara untuk menyaring besi karat dan tholin di udara ini.

Tiba-tiba terdengar suara di "Ruang Tidur". Segera, aku menuju kesana. Igor, ia berdiri di depan jendela. Nafasnya sangat tersenggal-senggal, seperti baru bangun dari mimpi terburuk dalam hidup. Ia menundukkan kepalanya dan tangannya memegang kepalanya dengan erat. "Igor," panggilku.

Igor terkejut dan dengan membalik badannya secara refleks. Mukanya tampak sangat kusut dan matanya agak berair. Ia hanya menatap lurus kepadaku. Suara nafasnya adalah satu-satunya yang mengisi keheningan ini. Setelah beberapa detik, ia bertekuk lutut dan air mata mulai membasuhi wajahnya. Aku pun mendekatinya dan mencoba menenangkannya. "Tidak apa-apa, kawan. Tidak apa-apa."


--------------------------------

Sekarang adalah hari keduaku di planet ini. Namun aku masih tidak bisa mengetahui bagaimana caranya kami bisa disini. Igor juga tidak bisa mengingat jelas apa yang terjadi sebelum kami disini.

Aku menemukan cara untuk memfilter besi karat dan tholin di udara berkat bantuan dari Igor. Kami juga berencana melakukan eksperimen untuk mencari tahu apakah tanaman bisa tumbuh dengan baik di kondisi planet ini. Jadi kami menanam benih kentang dan jagung di tanah planet itu dan juga di dalam laboratorium dengan tanah Bumi. Benih dan tanah Bumi tersebut sebenarnya untuk eksperimen pertumbuhan tanaman pada kondisi zero-g di ISS. Hasil dari penanaman benih ini bisa kita jadikan makanan. Ini merupakan keberuntungan besar bagi kami.

Kami juga menemukan bahwa beberapa belas meter di bawah lapisan tanah yang berkarat dan bertholin ini, terdapat lapisan tanah yang sangat kaya akan hidrogen peroksida. Kita bisa mereaksikan zat ini menjadi air dan juga oksigen. Kita merasa seperti orang paling beruntung di alam semesta ini.

Igor menyerahkan dua kantong kertas yang masing-masing berisi benih kentang dan jagung dan menyuruhku mencari tempat yang bagus untuk menanam benih itu. Tanpa keberatan dalam hati, aku melaksanakan perintah itu. Aku berjalan-jalan di sekitar Outerland untuk mencari tempat yang ideal. Setelah beberapa keliling, aku akhirnya menemukan tempat itu. Aku menggali tanah berkarat itu, lalu aku mengambil sebuah benih kentang dari dalam kantung. Sebelum aku menaruh benih kentang itu di lubang galian kecil, aku menyadari ada sesuatu disebelahnya. Sebuah jejak kaki yang sebagian darinya sudah terhapus oleh angin. Ada banyak jejak kaki yang mengarah ke gunung. Karena penasaran, aku mengikuti jejak itu. Setelah berjalan diatas tanah berkarat (dan bertholin) ini selama 2-3 menit, aku menemukan sesuatu di atas tanah. Serpihan-serpihan kecil kain. Beberapa meter dari serpihan-serpihan ini, ada benda berbentuk mirip bola berwarna putih. Aku mulai menyadari bahwa itu adalah sebuah helm. Aku pun segera menuju helm itu. Setelah dilihat dari dekat, ternyata ini adalah helm dari IEVA suit. Aku mengangkatnya untuk melihat lebh dekat lagi. Kaca helm ini sudah pecah. Namun, tidak ditemukan serpihan kaca disekitar tempat ditemukannya helm itu. Ada sebuah huruf bagian samping helm itu. Sebuah nama yang tidak asing. Jauh lebih tidak asing dibanding tanah yang mengotori helm ini. Renner.